Minggu, 13 April 2014

Meningkatkan Budaya Baca



Banjar,Hidayatullah-Taufik Ismail pernah melakukan penelitian tentang kewajiban baca di SMA seluruh dunia kemudian membandingkannya dengan Indonesia. Dalam penelitian tersebut America memiliki kedudukan tertinggi dengan kewajiban 32 buku judul buku sastra selama sekolah. Di Asia sendiri kewajiban baca buku terbanyak adalah Brunei Darusalam dengan 7 buku, Singapura 6 judul, Malaysia 6 Judul, Thailand 5 judul, sedangkan Indonesia 0 judul.
Kewajiban membaca buku sastra bukan ingin menjadikan semua siswa menjadi sastrawan tapi ingin mengenalkan budaya baca dan manfaatnya
          Dalam rangka meningkatkan minat baca tersebut Pesantren Hidayatullah mendatangkan penulis-penulis yang berdomisili di sekitar wilayah Kalimantan Selatan. Dalam kesempatan kali ini penulis yang datang ke sekolah adalah Randu Alamsyah, beliau merupakan salah satu penulis nasional yang di kenal melalui novel Jazirah Cinta, Selalu ada Kapal Untuk Pulang, dan terbaru adalah Galuh hati novel yang berkisah tentang kehidupan para pendulang di Cempaka. Novelnya Jazirah cinta bahkan telah diterjemahkan dalam bahasa Malaysia juga dibuat film di sana. Dalam novel terbarunya ini Randu berharap Cempaka bisa jadi Belitong ketika Laskar Pelangi diterbitkan.
           Pesantren Hidayatullah pada kesempatan ini bekerja sama dengan On|Off Solutindo selaku event organizer. ini adalah kerja sama kedua setelah sebelumnya mengadakan kerja sama bertajuk workshop penulisan cerpen sekaligus lomba menulis cerpen Kawa Banua.              
             Tidak sedikit peserta yang hadir kala itu mengungkapkan bahwa juga punya cita-cita menjadi penulis. “Saya juga bercita-cita ingin menjadi penulis bagaimana Kakak bisa mendapatkan inspirasi menulis seperti itu?” tanya Kamilah salah seorang peserta.
         Juga ada yang menanyakan tentang apa sih enaknya jadi penulis. Randu menjawab : jadi penulis itu mendapatkan kepuasan batin, dapat uang, dan terkenal.
              "Kita sangat senang dengan acara seperti ini, nanti kita upayakan penulis, seniman lain datang juga ke sini, seperti Sandi Firly, Benyamin, Moses Oyes, Arsyad Indradi, Ali Syamsuddin Arsy, Abdurahman El Husaini, Iberamsyah Barbary, dan yang lainnya pokoknya yang mungkin kita hubungi," Tutup Kepala sekolah ketika dilakukan wawancara. (hasan/ponhid)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar